mengobati penyakit Cepat Tersinggung
Sebagai manusia yang sudah diberikan
kemuliaan, dibandingkan makhluk lainnya, seharusnya kita perlu banyak
bersyukur karena kita telah dianugerahkan kelebihan oleh Allah SWT. Kita
berbeda dari makhluk lain, apa yang membuat kita berbeda adalah karena
kita memiliki otak untuk berpikir dan hati untuk merasa.
Kesempatan kali ini lebih menyinggung bagaimana menata hati sobat,
sehingga hati ini dapat terjaga dari unsur – unsur yang negatif,
sehingga hidup ini dapat dinikmati secara maksimal.
Bisa dibayangkan apabila, hati ini mudah
sekali dipengaruhi dan dikotori. Hal yang sulit untuk dilakukan dalam
menata hati adalah menahan untuk tidak mudah tersinggung oleh sikap
maupun perkataan orang lain. Sebagai ilustrasi sederhana adalah seorang
yang memiliki keterbatasan fisik, teman – teman disekitarnya bisa
gampang memperolok-olok dirinya karena keterbatasannya itu. Namun jauh
dari bayangan kita, mereka bisa melaluinya dengan gampang dan tidak ada
beban batin, dalam hal ini mereka tidak terpengaruh oleh perkataan
teman-temennya.
Sudah tentu hati ini ada yang memiliki,
yaitu Sang Pencipta, namun manusia diberikan. Otak dan Hati. Yang satu
berfikir melalui logika rasio dan yang satu lagi berfikir melalui logika
rasa, yang satu memilah salah dan benar sementara yang satu lagi
memilah baik dan buruk, begitu kata Al-Ghazali. Dua-duanya merupakan
alat dan sumber epistem pengetahuan. Yang tentu saja di samping alat
Indra kita sebagai alat untuk menangkap realitas yang seterusnya
ditafsir ulang oleh akal dan hati.
Antara akal dan hati ibarat mata uang
yang saling melengkapi, ketika manusia terus berkembang untuk mencapai
derajat dan martabat lebih tinggi, ketika akal pikiran terus menjajal
serba ketidaktahuan (ilmu pengetahuan), ketika seseorang semakin bisa
menikmati kehidupan serba dinamis, makaharus ada substrat yang menjadi
penyeimbang dalam menjaga segalanya tetap berjalan tegak sesuai dengan
koridornya. Begitulah kira – kira …
Lalu sebenarnya apa yang membuat kita
mudah tersinggung? Lihat dan rasakan hati kita, pernahkah kita
meletakkan hati ini merasa lebih tinggi? Pernahkah kita merasa memiliki
kemampuan yang lebih daripada orang lain? Misal kita merasa lebih
pintar, lebih tampan, berbuat lebih baik, atau kita merasa lebih pintar,
merasa punya rejeki lebih, merasa punya jabatan lebih baik. Nah sobat …
Apabila kita merasa hal-hal tersebut, maka siap-siap merasa tersinggung
lebih juga disaat kita orang lain menyebutkan kekurangan kita. Cara
utama untuk menata hati adalah dengan tidak merasa/ memiliki lebih daripada orang lain, simple but hard to do. Dua hal yang menyebabkan perkataan bisa menusuk dan menyakiti hati adalah karena kata itu dianggap bermakna
dan hati kita yang sedang terluka. Simple saja, untuk menjaga hati kita
supaya tidak gampang tersinggung adalah dengan tidak menganggap
perkataan itu bermakna dan menjaga hati dari berbagai penyakit hati.
Saatnya untuk membangun diri dengan
menata hati ini sehingga tidak mudah tersinggung. Hati ini bersifat
impersonal, dia misterius, sulit dikendalikan namun dapat menyentuh
akal. Ada tiga cara untuk mengatasi supaya hati ini tidak mudah
tersinggung yaitu dengan belajar melupakan, memaafkan dan memahami orang
lain. Jangan sekali-kali sobat berada diatas punggung gajah bercerita
pemandangan yang indah kepada teman sobat dibelakang, sementara
dibelakang, teman sobat hanya dapat melihat pantat gajah yang ada
didepannya. Selamat berjuang,
Perkara yang paling
membahayakan dari rasa tersinggung adalah timbulnya penyakit hati
seperti rasa merendahkan orang lain dan mengumpat. Malah mungkin
menfitnahnya kembali. Kesan yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung
adalah kemarahan. Bila kita marah, kata-kata jadi tidak terkawal.
Stress meningkat. Karena itu, ketabahan kita untuk “tidak tersinggung”
menjadi satu keharusan. Apa yang menyebabkan seseorang itu tersinggung?
Rasa tersinggung seseorang itu timbul karena menilai dirinya lebih dari
kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa berjaya.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan yang sebenarnya,
apabila ada yang menilai kita kurang sedikit saja dari expectation kita,
maka kita akan merasa tersinggung. hemmm.... Tuh kan memuja diri
sendiri itu BAHAYA. Peluang untuk rasa tersinggung akan terbuka luas
jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang
harus kita perbaiki, yaitu cara menilai diri kita sendiri. Yang pertama
harus kita lakukan agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak
menilai secara berlebihan terhadap diri kita sendiri. Ini menurut versi
saya. Karena kontrol diri adalah kuncinya. Misalnya, jangan banyak
mengingati bahwa kita telah berjasa. Saya seorang guru, saya seorang
pemimpin, saya ini saya itu. Saya seorang pemurah. Saya banyak menolong
rekan-rekan. Semakin banyak kita mengaku tentang diri kita, akan makin
mudah untuk membuat kita mudah tersinggung. Ada beberapa cara yang cukup
efektif untuk merendam rasa tersinggung : Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang berijazah maka lupakanlah ijazah kita. Jika kita
seorang pengarah lupakanlah jawatan itu. Jika kita seorang pimpinan
lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari
Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih
diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa
kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih
banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali
sepercik berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun
kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan
dipertanggungjawabkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih
ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian
sering kita sakit hati. Kedua, kita harus melihat bahwa apa-apa pun yang
dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat. Kita tidak akan pernah
rugi dengan perilaku orang kepada kita. Sebenarnya kita tidak boleh
memaksa orang lain membuat sesuatu sama dengan keinginan kita. Apa yang
boleh kita lakukan adalah memaksa diri sendiri memahami orang lain
dengan sikap terbaik kita . Apa pun perkataan orang lain kepada kita,
walaupun sangat mengiris hati, tentu itu terjadi dengan izin Allah.
Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita lalui untuk menguji
keimanan kita. Ketiga, kita harus bersimpati. Melihat sesuatu tidak dari
sudut pandang kita. Renungkan kisah seseorang yang sedang membawa gajah
berjalan-jalan, dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang
gajah tersebut. Yang berada di depan berkata, “Oh indah sungguh
pemandangan sepanjang hari”. Pasti dia dilempar dari belakang karena
dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang dibelakang
hanya melihat punggung gajah. Oleh itu, kita harus belajar bersimpati.
Jika tidak ingin mudah tersinggung, maka cari seribu satu alasan untuk
boleh menyenangkan hati orang lain . Namun yang harus diingat, berbagai
alasan yang kita buat semata-mata untuk menyenangkan, bukan untuk
membenarkan kesalahan. Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada
kita sebagai ladang peningkatan kualitas diri. Jadikan penghinaan orang
lain kepada kita sebagai kesempatan untuk menyucikan jiwa, dengan
memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan. Pada
suatu hari, Rasulullah SAW bersama sahabat- sahabatnya sedang duduk
bersama. Tiba-tiba baginda bersabda: “Akan datang selepas ini seorang
ahli syurga.” Maka muncul lah fulan bin fulan. Keesokannya juga sama,
Rasulullah bersabda perkara yang sama, dan muncul fulan bin fulan yang
sama. Keesokannya lagi juga sama. Rasulullah SAW bersabda perkara yang
sama, dan muncul fulan bin fulan yang sama. Akhirnya seorang sahabat
Rasulullah pergi berziarah ke rumah lelaki itu, dan tidur di rumahnya
untuk menyiasat apakah amalannya. Selama tiga hari, sahabat Rasulullah
itu tidak menjumpai apa-apa ibadah yang hebat, yang besar,yang menarik.
Akhirnya dia menyatakan hajat sebenarnya tidur di rumah lelaki itu.
Lelaki itu menjawab: “Ibadahku adalah sebagaimana yang kau lihat. Tiada
yang menakjubkan. Biasa-biasa sahaja .” Sambung lelaki itu: “Tetapi di
dalam hatiku tidak ada sangka buruk, rasa benci, kepada saudara-saudara
mukminku.” Memaafkan. Memaafkan dengan dada yang lapang. InsyaAllah yang
lain akan datang kemudian. Kelapangan hati, ketenangan jiwa, kesegaran
roh, akan hadir kepada kita insha Allah. Pasti. “Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah- lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka…” Surah Ali- Imran ayat 159.. Tips Cara Mengatasi Emosi Meredam
Amarah/Marah Yang Dapat Merugikan Kita Dan Orang Lain! Ketika emosi dan
amarah memuncak maka segala sifat buruk yang ada dalam diri kita akan
sulit dikendalikan dan rasa malu pun kadang akan hilang berganti dengan
segala sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya pada benda, binatang,
orang lain, dll di sekitarnya. Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi
secara terus- menerus dalam jangka waktu yang lama dapat pecah
sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari orang
yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila ada rasa marah atau
emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada hal-hal yang
tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain. Beberapa
ciri-ciri orang yang tidak mampu mengandalikan emosinya : 1. Berkata
keras dan kasar pada orang lain. 2. Marah dengan merusak atau melempar
barang-barang di sekitarnya. 3. Ringan tangan pada orang lain di
sekitarnya. 4. Melakukan tindak kriminal / tindak kejahatan. 5.
Melarikan diri dengan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, dsb. 6.
Menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam. 7. Dendam dan
merencanakan rencana jahat pada orang lain. dsb... A. Beberapa Cara
Untuk Meredam Emosi / Amarah Diri Sendiri : 1. Rasakan Yang Orang Lain
Rasakan Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah,
sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi.
Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik
dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta
tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri. 2. Tenangkan Hati Di Tempat
Yang Nyaman Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang
anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri
seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin
tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi
untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan. 3. Mencari Kesibukan Yang
Disukai Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi
kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah
dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa
akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2
winning eleven, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku,
menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya. Hindari
perbuatan bodoh seperti merokok, memakai narkoba, dan lain sebagainya.
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat
sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat
pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi
kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah
pada sahabat, isteri/suami, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi,
dan lain sebagainya. Dan sebaik-baiknya tempat curhat adalah Allah Azza
wa Jalla. 5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi Ketika pikiran anda
mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana
untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan
secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah
yang anda hadapi dan apa saja kira- kira jalan keluar atau solusi
masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap
masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi
beban pikiran anda. 6. Ingin Menjadi Orang Baik Orang baik yang sering
anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah
tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti
orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin
dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya
terserah anda. Hehee 7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada Ketika rasa
marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka
bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi
sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : "ya ampun....
sama yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting banget
sich...!" Hwhehee.... 8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak Sebelum
marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan
masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan.
Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan
langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele
jangan dibesar- besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan. 9.
Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup Semakin banyak
cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda
raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda
setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan
kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan
menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa
depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang
berharga. 10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah Orang
yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman
sudah barang tentu sangat tidak baik .Kehidupan sosial orang tersebut
akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan
cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang
paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh
besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk
mengatasinya. B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Orang Lain. Untuk
meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika
menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi
semakin rumit. Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan
banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam
hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang
sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.
Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan
kesalahan kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita
minta maaf saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin
dan kesabaran dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air,
jangan lawan api dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa
marah anda. INGAT...! Menurut rumus dan formulasi dari saya Marah +
Emosian = Buang waktu& Energi. Dan terlebih penting, jaga sikap kita
agar tidak menyinggung orang lain apalagi sampai menimbulkan kemarahan.
Semangat..
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aydaidaa/mudah-marah-ataupun-tersinggung-ini-dia-cara-mengatasinya_552b3ff66ea8344330552d1e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aydaidaa/mudah-marah-ataupun-tersinggung-ini-dia-cara-mengatasinya_552b3ff66ea8344330552d1e
Perkara yang paling
membahayakan dari rasa tersinggung adalah timbulnya penyakit hati
seperti rasa merendahkan orang lain dan mengumpat. Malah mungkin
menfitnahnya kembali. Kesan yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung
adalah kemarahan. Bila kita marah, kata-kata jadi tidak terkawal.
Stress meningkat. Karena itu, ketabahan kita untuk “tidak tersinggung”
menjadi satu keharusan. Apa yang menyebabkan seseorang itu tersinggung?
Rasa tersinggung seseorang itu timbul karena menilai dirinya lebih dari
kenyataan, merasa pintar, berjasa, baik, tampan, dan merasa berjaya.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan yang sebenarnya,
apabila ada yang menilai kita kurang sedikit saja dari expectation kita,
maka kita akan merasa tersinggung. hemmm.... Tuh kan memuja diri
sendiri itu BAHAYA. Peluang untuk rasa tersinggung akan terbuka luas
jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang
harus kita perbaiki, yaitu cara menilai diri kita sendiri. Yang pertama
harus kita lakukan agar kita tidak mudah tersinggung adalah tidak
menilai secara berlebihan terhadap diri kita sendiri. Ini menurut versi
saya. Karena kontrol diri adalah kuncinya. Misalnya, jangan banyak
mengingati bahwa kita telah berjasa. Saya seorang guru, saya seorang
pemimpin, saya ini saya itu. Saya seorang pemurah. Saya banyak menolong
rekan-rekan. Semakin banyak kita mengaku tentang diri kita, akan makin
mudah untuk membuat kita mudah tersinggung. Ada beberapa cara yang cukup
efektif untuk merendam rasa tersinggung : Pertama, belajar melupakan.
Jika kita seorang berijazah maka lupakanlah ijazah kita. Jika kita
seorang pengarah lupakanlah jawatan itu. Jika kita seorang pimpinan
lupakanlah hal itu, dan seterusnya. Anggap semuanya ini berkat dari
Allah agar kita tidak tamak terhadap penghargaan. Kita harus melatih
diri untuk merasa sekadar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa
kecuali berkat ilmu yang dipercikkan oleh Allah sedikit. Kita lebih
banyak tidak tahu. Kita tidak mempunyai harta sedikit pun kecuali
sepercik berkat dari Allah. Kita tidak mempunyai jabatan ataupun
kedudukan sedikit pun kecuali sepercik yang Allah telah berikan dan
dipertanggungjawabkan. Dengan sikap seperti ini hidup kita akan lebih
ringan. Semakin kita ingin dihargai, dipuji, dan dihormati, akan kian
sering kita sakit hati. Kedua, kita harus melihat bahwa apa-apa pun yang
dilakukan orang kepada kita akan bermanfaat. Kita tidak akan pernah
rugi dengan perilaku orang kepada kita. Sebenarnya kita tidak boleh
memaksa orang lain membuat sesuatu sama dengan keinginan kita. Apa yang
boleh kita lakukan adalah memaksa diri sendiri memahami orang lain
dengan sikap terbaik kita . Apa pun perkataan orang lain kepada kita,
walaupun sangat mengiris hati, tentu itu terjadi dengan izin Allah.
Anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita lalui untuk menguji
keimanan kita. Ketiga, kita harus bersimpati. Melihat sesuatu tidak dari
sudut pandang kita. Renungkan kisah seseorang yang sedang membawa gajah
berjalan-jalan, dari depan dan seorang lagi mengikutinya di belakang
gajah tersebut. Yang berada di depan berkata, “Oh indah sungguh
pemandangan sepanjang hari”. Pasti dia dilempar dari belakang karena
dianggap menyindir. Sebab, sepanjang perjalanan, orang yang dibelakang
hanya melihat punggung gajah. Oleh itu, kita harus belajar bersimpati.
Jika tidak ingin mudah tersinggung, maka cari seribu satu alasan untuk
boleh menyenangkan hati orang lain . Namun yang harus diingat, berbagai
alasan yang kita buat semata-mata untuk menyenangkan, bukan untuk
membenarkan kesalahan. Keempat, jadikan penghinaan orang lain kepada
kita sebagai ladang peningkatan kualitas diri. Jadikan penghinaan orang
lain kepada kita sebagai kesempatan untuk menyucikan jiwa, dengan
memaafkan orang yang menyakiti dan membalasnya dengan kebaikan. Pada
suatu hari, Rasulullah SAW bersama sahabat- sahabatnya sedang duduk
bersama. Tiba-tiba baginda bersabda: “Akan datang selepas ini seorang
ahli syurga.” Maka muncul lah fulan bin fulan. Keesokannya juga sama,
Rasulullah bersabda perkara yang sama, dan muncul fulan bin fulan yang
sama. Keesokannya lagi juga sama. Rasulullah SAW bersabda perkara yang
sama, dan muncul fulan bin fulan yang sama. Akhirnya seorang sahabat
Rasulullah pergi berziarah ke rumah lelaki itu, dan tidur di rumahnya
untuk menyiasat apakah amalannya. Selama tiga hari, sahabat Rasulullah
itu tidak menjumpai apa-apa ibadah yang hebat, yang besar,yang menarik.
Akhirnya dia menyatakan hajat sebenarnya tidur di rumah lelaki itu.
Lelaki itu menjawab: “Ibadahku adalah sebagaimana yang kau lihat. Tiada
yang menakjubkan. Biasa-biasa sahaja .” Sambung lelaki itu: “Tetapi di
dalam hatiku tidak ada sangka buruk, rasa benci, kepada saudara-saudara
mukminku.” Memaafkan. Memaafkan dengan dada yang lapang. InsyaAllah yang
lain akan datang kemudian. Kelapangan hati, ketenangan jiwa, kesegaran
roh, akan hadir kepada kita insha Allah. Pasti. “Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah- lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka…” Surah Ali- Imran ayat 159.. Tips Cara Mengatasi Emosi Meredam
Amarah/Marah Yang Dapat Merugikan Kita Dan Orang Lain! Ketika emosi dan
amarah memuncak maka segala sifat buruk yang ada dalam diri kita akan
sulit dikendalikan dan rasa malu pun kadang akan hilang berganti dengan
segala sifat buruk demi melampiaskan kemarahannya pada benda, binatang,
orang lain, dll di sekitarnya. Banyak orang bilang kalau menyimpan emosi
secara terus- menerus dalam jangka waktu yang lama dapat pecah
sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari orang
yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila ada rasa marah atau
emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada hal-hal yang
tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain. Beberapa
ciri-ciri orang yang tidak mampu mengandalikan emosinya : 1. Berkata
keras dan kasar pada orang lain. 2. Marah dengan merusak atau melempar
barang-barang di sekitarnya. 3. Ringan tangan pada orang lain di
sekitarnya. 4. Melakukan tindak kriminal / tindak kejahatan. 5.
Melarikan diri dengan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, dsb. 6.
Menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam. 7. Dendam dan
merencanakan rencana jahat pada orang lain. dsb... A. Beberapa Cara
Untuk Meredam Emosi / Amarah Diri Sendiri : 1. Rasakan Yang Orang Lain
Rasakan Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah,
sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi.
Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik
dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta
tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri. 2. Tenangkan Hati Di Tempat
Yang Nyaman Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang
anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri
seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin
tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi
untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan. 3. Mencari Kesibukan Yang
Disukai Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi
kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah
dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa
akan masalah yang dihadapi. Contoh seperti mendengarkan musik, main ps2
winning eleven, bermain gitar atau alat musik lainnya, membaca buku,
menulis artikel, nonton film box office, dan lain sebagainya. Hindari
perbuatan bodoh seperti merokok, memakai narkoba, dan lain sebagainya.
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat
sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat
pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi
kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah
pada sahabat, isteri/suami, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi,
dan lain sebagainya. Dan sebaik-baiknya tempat curhat adalah Allah Azza
wa Jalla. 5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi Ketika pikiran anda
mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana
untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan
secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah
yang anda hadapi dan apa saja kira- kira jalan keluar atau solusi
masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap
masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi
beban pikiran anda. 6. Ingin Menjadi Orang Baik Orang baik yang sering
anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah
tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti
orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin
dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya
terserah anda. Hehee 7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada Ketika rasa
marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka
bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi
sesuatu yang tidak penting. Misalnya dalam hati berkata : "ya ampun....
sama yang kayak begini aja kok bisa marah, nggak penting banget
sich...!" Hwhehee.... 8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak Sebelum
marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan
masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan.
Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan
langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele
jangan dibesar- besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan. 9.
Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup Semakin banyak
cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda
raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda
setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan
kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan
menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa
depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang
berharga. 10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah Orang
yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman
sudah barang tentu sangat tidak baik .Kehidupan sosial orang tersebut
akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan
cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang
paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh
besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk
mengatasinya. B. Cara Untuk Meredam Emosi / Amarah Orang Lain. Untuk
meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika
menghadapi orang yang sedang dilanda amarah agar masalah tidak menjadi
semakin rumit. Cukup dengarkan apa yang ingin ia sampaikan dan jangan
banyak merespon. Tenang dan jangan banyak hiraukan dan dimasukkan dalam
hati apa pun yang orang marah katakan. Cukup ambil intinya dan buang
sisanya agar kita tidak ikut emosi atau menambah beban pikiran kita.
Jika marahnya karena sesuatu yang kita perbuat maka kalau bukan
kesalahan kita jelaskanlah dengan baik, tapi kalau karena kesalahan kita
minta maaf saja dan selesaikanlah dengan baik penuh ketenangan batin
dan kesabaran dalam mengatasi semua kemarahannya. Lawan api dengan air,
jangan lawan api dengan api. Semoga berhasil menjinakkan emosi rasa
marah anda. INGAT...! Menurut rumus dan formulasi dari saya Marah +
Emosian = Buang waktu& Energi. Dan terlebih penting, jaga sikap kita
agar tidak menyinggung orang lain apalagi sampai menimbulkan kemarahan.
Semangat..
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aydaidaa/mudah-marah-ataupun-tersinggung-ini-dia-cara-mengatasinya_552b3ff66ea8344330552d1e
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aydaidaa/mudah-marah-ataupun-tersinggung-ini-dia-cara-mengatasinya_552b3ff66ea8344330552d1e