Crop Circle menurut Ahli Fisika Richard Taylor - Pergerakan seni yang paling berorientasi sains dalam sejarah
Crop circle, salah satu misteri
terbesar dalam sejarah sains. Setelah berlangsung hampir 400 tahun,
apakah kita semakin dekat dengan jawaban dari misteri ini?
Jika kita membaca berita di media mengenai crop circle, kita masih akan menemukan ketidakjelasan. Ini menunjukkan kalau media sendiri diliputi keraguan akan sifat dari fenomena ini. Ketika Bower dan Chorley mengklaim telah membuat ratusan crop circle selama 25 tahun, media menayangkan berita tersebut dengan gegap gempita dengan headline yang menyebutkan kalau misteri ini telah terpecahkan, padahal ada ribuan crop circle lain yang tidak dibuat oleh kedua orang tersebut.
Saya sendiri masih menganggap misteri ini belum terpecahkan dan sangat heran jika media berpura-pura sebaliknya, seperti artikel BBC yang memuat berita bahwa crop circle dibuat oleh Wallabie, hewan sejenis kanguru. Apakah wallabie membuat lingkaran dalam pola fraktal dan geometri?
Karena itu, menarik melihat pendapat seorang ilmuwan yang lebih objektif, dalam hal ini ahli fisika Richard Taylor, direktur dari material science institute, University of Oregon. Ia menulis pandangannya pada tulisan yang dimuat di physicsworld.com bulan Agustus 2011 (kalian perlu registrasi terlebih dahulu untuk membacanya). Tulisan Richard Taylor ini kemudian dimuat di berbagai media dan dianggap sebagai sebuah pendekatan yang paling memungkinkan dalam mencari jawaban atas misteri crop circle dimana ia mengemukakan kemungkinan penggunaaan peralatan seperti magnetron.
Karena kehebohan tulisan ini, saya akan menerjemahkan tulisannya dari physicsworld dan membiarkan kalian membacanya sendiri. Tulisan yang panjang ini akan sangat membosankan bagi sebagian orang, namun bagi yang lain, bermanfaat untuk merefresh pengetahuan kita mengenai salah satu misteri terbesar abad ini.
Berikut adalah tulisan Prof.Richard Taylor:
Suatu malam di bulan Juli 1996, saya sedang berada di lantai atas sebuah pub di kota kecil dekat Avebury di Wiltshire, sambil menikmati liburan akhir pekan di sekitar situs prehistoris di selatan Inggris. Pada tengah malam, saya terbangun oleh suara-suara yang berasal dari tiga pria yang sedang berbincang-bincang di tempat parkir mobil di bawah. Mereka sedang memegang dan mendiskusikan selembar kertas besar.
Jika kita membaca berita di media mengenai crop circle, kita masih akan menemukan ketidakjelasan. Ini menunjukkan kalau media sendiri diliputi keraguan akan sifat dari fenomena ini. Ketika Bower dan Chorley mengklaim telah membuat ratusan crop circle selama 25 tahun, media menayangkan berita tersebut dengan gegap gempita dengan headline yang menyebutkan kalau misteri ini telah terpecahkan, padahal ada ribuan crop circle lain yang tidak dibuat oleh kedua orang tersebut.
Saya sendiri masih menganggap misteri ini belum terpecahkan dan sangat heran jika media berpura-pura sebaliknya, seperti artikel BBC yang memuat berita bahwa crop circle dibuat oleh Wallabie, hewan sejenis kanguru. Apakah wallabie membuat lingkaran dalam pola fraktal dan geometri?
Karena itu, menarik melihat pendapat seorang ilmuwan yang lebih objektif, dalam hal ini ahli fisika Richard Taylor, direktur dari material science institute, University of Oregon. Ia menulis pandangannya pada tulisan yang dimuat di physicsworld.com bulan Agustus 2011 (kalian perlu registrasi terlebih dahulu untuk membacanya). Tulisan Richard Taylor ini kemudian dimuat di berbagai media dan dianggap sebagai sebuah pendekatan yang paling memungkinkan dalam mencari jawaban atas misteri crop circle dimana ia mengemukakan kemungkinan penggunaaan peralatan seperti magnetron.
Karena kehebohan tulisan ini, saya akan menerjemahkan tulisannya dari physicsworld dan membiarkan kalian membacanya sendiri. Tulisan yang panjang ini akan sangat membosankan bagi sebagian orang, namun bagi yang lain, bermanfaat untuk merefresh pengetahuan kita mengenai salah satu misteri terbesar abad ini.
Berikut adalah tulisan Prof.Richard Taylor:
Suatu malam di bulan Juli 1996, saya sedang berada di lantai atas sebuah pub di kota kecil dekat Avebury di Wiltshire, sambil menikmati liburan akhir pekan di sekitar situs prehistoris di selatan Inggris. Pada tengah malam, saya terbangun oleh suara-suara yang berasal dari tiga pria yang sedang berbincang-bincang di tempat parkir mobil di bawah. Mereka sedang memegang dan mendiskusikan selembar kertas besar.
Setelah 15 menit diskusi yang misterius, mereka naik mobil melewati jalan kecil pedesaan.
Pada malam itu, 194 crop circle yang memenuhi area hingga 115 meter muncul di ladang terdekat di Windmill Hill.
Polanya merupakan sebuah persamaan yang dikembangkan oleh Gaston Julia
pada tahun 1918 yang terdiri dari lingkaran-lingkaran yang membentuk
tiga fraktal yang berjalin-jalin.
Pola "Triple Julia"
ini memiliki merupakan sebuah pola yang kompleks dalam matematika.
Bahkan pada akhir tahun 1980an, komputer yang terbaik pun tidak memiliki
kemampuan untuk menampilkannya di layar monitor. Apakah tiga orang itu
yang telah mencetak pola tersebut ke sebuah ladang gandum hanya dalam
tempo beberapa jam di malam hari? Jika iya, bagaimana mereka
melakukannya?
Setelah 15 tahun berlalu, para ilmuwan masih belum memecahkan misterinya. Bahkan setelah kemunculan lebih dari 10.000 pola yang terdokumentasi selama bertahun-tahun, formasi Crop Circle masih tetap merupakan misteri sains yang besar.
Setelah 15 tahun berlalu, para ilmuwan masih belum memecahkan misterinya. Bahkan setelah kemunculan lebih dari 10.000 pola yang terdokumentasi selama bertahun-tahun, formasi Crop Circle masih tetap merupakan misteri sains yang besar.
Para fisikawan yang telah melakukan
penelitian serius mengenai teknik yang digunakan oleh seniman crop
circle telah mendapatkan berbagai hal yang luar biasa, termasuk beberapa
hal yang membawa kepada aplikasi praktis seperti teknik untuk
mengakselerasi pertumbuhan gandum. Dengan adanya pengumuman kalau
perubahan iklim telah menekan pertumbuhan gandum hingga 3%, perkembangan
ini menawarkan sebuah potensi besar bagi masyarakat.
Namun bagaimanapun juga, tetap saja
penelitian crop circle tidak ditujukan untuk mereka yang lemah hatinya
karena para fisikawan yang terjun ke dunia ini harus berhadapan dengan
manipulasi media, email-email yang penuh cemooh, penganut teori
konspirasi, teori mengenai koloborasi dengan alien dan omong kosong New
Age, belum lagi risiko akan dipandang sebagai "ilmuwan yang kurang
serius" oleh para kolega mereka.
Spekulasi mengenai asal muasal crop
circle telah berkembang sejak mereka pertama kali dilaporkan di Inggris
tahun 1600an. Mulai dari landak yang berguling-guling, ternak yang buang
air kecil, pasangan yang menari gembira hingga tindakan dari "mowing Devil".
Pada tahun 1678, sebuah seri lingkaran yang muncul di Hartfordshire
dianggap sebagai perbuatan iblis karena teknik pembuatannya sepertinya
melampau kemampuan manusia. Menurut sebuah laporan dari News Out of
Hartfordshire pada tahun 1678, "Iblis menaruh setiap jerami dengan
akurasi tinggi dalam satu malam yang jika dilakukan oleh manusia akan
makan waktu berabad-abad”.
Laporan tersebut juga menampilkan sebuah
cetakan ukiran kayu yang mengindikasikan kalau batang-batang gandum di
dalam lingkaran tersebut rata, tidak patah - sebuah karakteristik crop
circle yang terus berlanjut hingga sekarang.
Penjelasan sains pertama mengenai crop circle berfokus pada angin siklon. Pada tahun 1686, ilmuwan Inggris, Robert Plot, mendiskusikan formasi crop circle dalam hubungannya dengan aliran udara dari langit. Mirip dengan hal itu, pengamatan terhadap langit malam yang dilakukan oleh ilmuwan lain, John Capron, pada tahun 1880 menunjukkan adanya "auroral beam" yang disebabkan oleh angin di atas "titik lingkaran" dari sebuah formasi ladang gandum yang miring rata dengan tanah (Nature 22 290).
Penjelasan sains pertama mengenai crop circle berfokus pada angin siklon. Pada tahun 1686, ilmuwan Inggris, Robert Plot, mendiskusikan formasi crop circle dalam hubungannya dengan aliran udara dari langit. Mirip dengan hal itu, pengamatan terhadap langit malam yang dilakukan oleh ilmuwan lain, John Capron, pada tahun 1880 menunjukkan adanya "auroral beam" yang disebabkan oleh angin di atas "titik lingkaran" dari sebuah formasi ladang gandum yang miring rata dengan tanah (Nature 22 290).
Ketika fenomena ini mendapatkan
momentumnya, muncul formasi dengan pola baru, yaitu pola dengan banyak
lingkaran. Kebanyakan pengamat menyimpulkan kalau formasi-formasi ini
mengandung simbol-simbol matematika yang sangat akurat sehingga pastilah
merupakan pekerjaan dari makhluk yang sangat cerdas.
Sementara abad 20 berlalu, kesimpulan ini telah memicu sebuah perdebatan
hangat mengenai alien versus manusia dimana UFOlog melihat ke angkasa
luar untuk menemukan pencipta crop circle sementara "cereologist" (mereka yang meneliti crop circle) berkonsentrasi untuk menemukan para hoaxer.
Perdebatan ini dibuat rumit oleh fakta
bahwa para pencipta (siapapun mereka) formasi ini jelas merupakan
seorang ahli sains. Contohnya adalah satu formasi yang muncul di dekat
Chibolton Observatory di Hampshire yang sepertinya merupakan jawaban
atas sinyal "Search for Extraterestrial Intelligence" yang dipancarkan ke angkasa 30 tahun sebelumnya.
Sementara perdebatan terus berlangsung, beberapa ilmuwan terus mencoba untuk mencari penjelasan alamiah alternatif. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Terence Meaden, seorang meteorolog dan fisikawan di Dalhousie University, Kanada. Pada tahun 1980 ia meneguhkan teori Capron dengan mengajukan teori bahwa karakter geografis selatan Inggris yang miring telah mempengaruhi aliran udara lokal yang kemudian menyebabkan sebuah angin puyuh menstabilkan diri cukup lama untuk membuat sebuah lingkaran di ladang gandum.
Sementara perdebatan terus berlangsung, beberapa ilmuwan terus mencoba untuk mencari penjelasan alamiah alternatif. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Terence Meaden, seorang meteorolog dan fisikawan di Dalhousie University, Kanada. Pada tahun 1980 ia meneguhkan teori Capron dengan mengajukan teori bahwa karakter geografis selatan Inggris yang miring telah mempengaruhi aliran udara lokal yang kemudian menyebabkan sebuah angin puyuh menstabilkan diri cukup lama untuk membuat sebuah lingkaran di ladang gandum.
Penjelasan Meaden yang ilmiah itu
kemudian mendapatkan pukulan berat pada tahun 1991 ketika dua pria
berusia 60an tahun menyatakan kalau mereka telah membuat crop circle
selama lebih dari 25 tahun. Pernyataan ini disambut dengan gembira oleh
media-media Inggris.
Hobi mereka dimulai pada suatu malam pertengahan tahun 1970an ketika
seniman Douglas Bower menceritakan sebuah kisah kepada temannya, David
Chorley, mengenai seorang petani Australia yang melaporkan melihat
sebuah UFO terbang ke langit dan meninggalkan jejak lingkaran "saucer
nest". Ketika Bower dan Chorley meninggalkan pub untuk pulang ke rumah,
mereka melewati pinggiran desa dan kemudian menciptakan formasi pertama
mereka.
Dalam proses keisengan tersebut, kedua
orang tersebut tanpa sengaja telah memicu duel 15 tahun antara seni dan
fisika. Bower dan Chorley sebenarnya mencoba untuk memulai Hoax UFO.
Namun ketika teori Meaden mengenai crop circle mulai mendapat perhatian,
mereka meningkatkan jumlah crop circle, berharap untuk menunjukkan
kalau formasi-formasi tersebut tidak berhubungan dengan cuaca.
Meaden, di sisi lain, terbukti sebagai lawan yang kreatif. Sementara Bower dan Chorley mengungkapkan keisengan mereka kepada dunia, Meaden telah berpindah teori dari sekedar pola akibat cuaca ke electromagneto-hydrodinamic Plasma Vortex yang menjelaskan bukan hanya pola-pola multi lingkaran yang kompleks, namun juga fenomena batere traktor yang mati dan cahaya-cahaya aneh yang muncul saat terbentuknya crop circle.
Meaden, di sisi lain, terbukti sebagai lawan yang kreatif. Sementara Bower dan Chorley mengungkapkan keisengan mereka kepada dunia, Meaden telah berpindah teori dari sekedar pola akibat cuaca ke electromagneto-hydrodinamic Plasma Vortex yang menjelaskan bukan hanya pola-pola multi lingkaran yang kompleks, namun juga fenomena batere traktor yang mati dan cahaya-cahaya aneh yang muncul saat terbentuknya crop circle.
Hari ini, jika melihat ke belakang,
penjelasan seperti itu terdengar seperti dibuat-buat. Namun pada puncak
perdebatan, bahkan Stephen Hawking siap untuk menerima sebagian dari
teori Meaden. Ketika gelombang crop circle muncul di pinggir kota dekat
rumahnya di Cambridge di tahun 1991, Hawking mengatakan kepada koran
lokal bahwa "crop circle pastilah merupakan hoax atau dibentuk oleh pergerakan vortex di udara".
Merasa frustasi, Bower dan Chorley
kemudian membalas teori tersebut dengan sebuah pola yang di dalamnya
terdapat dua lingkaran dan lima segi empat.
Pada titik ini, bahkan Meaden mengakui kalau desain ini, yang dijuluki Pictograph oleh peneliti, merupakan hasil karya manusia. Walaupun ia tetap berargumen kalau sebuah pola yang sederhana bisa disebabkan oleh fenomena cuaca. Lagipula, setelah Bower dan Chorley mengaku membuat sekitar 250 formasi, masih ada sekitar 1.000 formasi yang belum diketahui asal-usulnya. Namun, adanya tambahan segi empat dalam formasi crop circle bukan hanya membantah teori sebab alamiah pada crop circle. Ia juga menyebabkan titik balik pada 400 tahun sejarah crop circle.
Menciptakan Pola Matematika
Pada titik ini, bahkan Meaden mengakui kalau desain ini, yang dijuluki Pictograph oleh peneliti, merupakan hasil karya manusia. Walaupun ia tetap berargumen kalau sebuah pola yang sederhana bisa disebabkan oleh fenomena cuaca. Lagipula, setelah Bower dan Chorley mengaku membuat sekitar 250 formasi, masih ada sekitar 1.000 formasi yang belum diketahui asal-usulnya. Namun, adanya tambahan segi empat dalam formasi crop circle bukan hanya membantah teori sebab alamiah pada crop circle. Ia juga menyebabkan titik balik pada 400 tahun sejarah crop circle.
Menciptakan Pola Matematika
Setelah Bower dan Chorley mengumumkan
perbuatan mereka, pictograph yang mereka ciptakan telah menginspirasi
seniman crop circle gelombang kedua. Bukannya mereda, crop circle malah
berevolusi menjadi sebuah fenomena internasional dengan ratusan
pola-pola pictograph rumit yang muncul setiap tahun di seluruh dunia.
Walaupun setengah crop circle yang muncul berada di Inggris,
formasi-formasi ini juga muncul di Eropa, Amerika, Rusia, Australia, Jepang dan India.
Menariknya, para seniman yang mengaku
telah membuat crop circle di masa lampau tidak mengetahui siapa yang
bertanggungjawab atas karya-karya luar biasa yang muncul belakangan. Hal
ini disebabkan oleh banyaknya seniman crop circle yang mengikuti
kelaziman yang dimulai oleh para pendahulu mereka: menciptakan
pictographnya secara anonymous pada malam hari dan meninggalkan lokasi
tanpa adanya jejak yang tertinggal.
Walaupun para seniman itu juga seorang
tradisionalis dalam kaitannya dengan hal ini, karya mereka lebih
berkembang secara signifikan. Sebabnya, seniman masa kini memiliki akses
ke komputer, peralatan GPS dan laser untuk membantu mereka untuk
memetakan polanya, dimana Bower harus menciptakan garis-garis lurus
dengan pandangan mata yang dibantu oleh kabel yang dikaitkan ke
topinya.
Para ilmuwan yang tertarik dengan
matematika crop circle dan bagaimana mereka direncanakan memiliki dua
opsi: Mereka dapat mengintai mobil-mobil yang diparkir di pub pedesaan
pada larut malam dengan harapan menangkap basah sang seniman yang sedang
bekerja, atau mereka dapat menerapkan teknik analisis pola terhadap
karya-karya tersebut. Sejarah menunjukkan kalau metode pengintaian
terbukti lebih berisiko.
Usaha untuk menangkap teknik pemetaan
dalam sebuah film telah memicu permainan tikus dan kucing antara seniman
dan peneliti dimana kerahasiaan sang seniman biasanya berhasil
mempermalukan para peneliti.
Pada tahun 1990 misalnya, seorang peneliti crop circle ternama yang juga seorang insinyur, Colin Andrews, mengkordinasikan sebuah operasi bernama Blackbird dimana wilayah dekat Westbury, Wiltshire, dipasangi kamera pengintai oleh BBC dan dipantau oleh petugas dari departemen pertahanan. Walaupun sudah menyiapkan rencana dengan matang, saat matahari terbit keesokan paginya, sang seniman terbukti berhasil merayap di kegelapan malam, melakukan pekerjaannya dan pergi tanpa terpantau. Pada tahun 1996, para peneliti yang terlalu antusias pun dipermalukan ketika sebuah video klip hoax yang disebut Oliver Castle Crop Circle muncul ke publik.
Pada tahun 1990 misalnya, seorang peneliti crop circle ternama yang juga seorang insinyur, Colin Andrews, mengkordinasikan sebuah operasi bernama Blackbird dimana wilayah dekat Westbury, Wiltshire, dipasangi kamera pengintai oleh BBC dan dipantau oleh petugas dari departemen pertahanan. Walaupun sudah menyiapkan rencana dengan matang, saat matahari terbit keesokan paginya, sang seniman terbukti berhasil merayap di kegelapan malam, melakukan pekerjaannya dan pergi tanpa terpantau. Pada tahun 1996, para peneliti yang terlalu antusias pun dipermalukan ketika sebuah video klip hoax yang disebut Oliver Castle Crop Circle muncul ke publik.
Jadi tidak mengherankan jika kebanyakan
peneliti akan melupakan pengintaian dan mulai menganalisa pola-pola yang
ditinggalkan oleh para seniman yang cerdik tersebut. Penelitian semacam
ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1996 di Science News oleh
Gerard Hawkins (yang saat itu merupakan astronom di Boston University).
Ia memeriksa banyak crop circle yang muncul antara tahun 1978-1988. 25
diantaranya memiliki hanya satu lingkaran, banyak lingkaran dan
lingkaran dengan cincin konsentris. Bahkan walaupun memiliki pola
primitif seperti itu, Hawkin menemukan sebuah bahasa artistik yang
tersembunyi.
Ia menemukan kalau semua formasi
tersebut dibuat dengan menggunakan garis konstruksi yang tersembunyi
yang digunakan pada tahap desain, namun tidak muncul pada hasil akhir.
Contohnya seperti yang ditunjukkan oleh garis biru pada gambar di bawah
ini, sedangkan pola kuning menunjukkan hasil akhir.
Kemudian Hawkin menggunakan garis
konstruksi ini untuk mendemonstrasikan bahwa crop circle lebih dari
sekedar pola-pola yang berada pada posisi yang random. Garis konstruksi
tersebut ternyata memiliki ukuran dan posisi relatif yang membentuk
sebuah karakter yang sangat eksotik.
Misalnya, rasio dari berbagai diameter dan area diantara desain tersebut
ternyata memiliki kemiripan dengan “diatonic ratios” tuts putih pada
sebuah piano. Rasio-rasio ini merupakan frekuensi rasio dari not “Middle
D” ke C. Contohnya 297/264 Hz = 9/8.
Gagasan bahwa formasi crop circle
memiliki harmoni geometri yang fundamental yang sesuai dengan chord
musik akhirnya menginspirasi beberapa musisi untuk menggunakan algoritma
komputer untuk mengubah formasi tersebut menjadi melodi. Dan
“penerjemah” yang paling ternama adalah Paul Vigay. Contoh musiknya bisa
didengar di http://bit.ly/lbUJQq.
Jadi, desain crop circle saat ini
semakin kompleks, meliputi lebih dari 2.000 bentuk individual yang
disusun menggunakan garis-garis konstruksi yang tidak terlihat oleh
pengamat biasa. Peningkatan kemampuan komputer juga berarti kalau
persamaan matematis yang sama dan berulang-ulang sekarang dipakai untuk
menghasilkan bentuk fraktal seperti Desain Triple Julia yang muncul
kembali di Swiss tahun 2010 lalu. Bentuk fraktal lain yang juga ternama
adalah Mandelbrot set, Julia Set dan Koch Snowflake yang muncul secara
teratur sejak tahun 1991.
Koch Snowflake
Mandelbrot
Membuat Crop Circle
Bahkan tahap awal konstruksi crop circle merupakan sebuah pekerjaan yang sulit. Kemunculan formasi triple Julia yang pertama pada Juli 1995 didahului oleh Single Julia beberapa minggu sebelumnya.
Untuk mengukur desain “pemanasan” ini, sebuah tim yang terdiri dari 11 orang membutuhkan waktu selama 5 jam dan sebuah perusahaan penilai memperkirakan paling sedikit akan dibutuhkan waktu selama 5 hari untuk memetakan setiap bagian dari pola tiga lingkaran yang berjalin. Tetapi setelah pemetaan itu selesai, seniman-seniman crop circle masih harus menghadapi persoalan yang rumit: Jika membuat pola-pola tersebut di atas kertas saja sudah merupakan sebuah pekerjaan yang sulit, bagaimana caranya mencetak pola-pola tersebut di sebuah ladang?
Bahkan tahap awal konstruksi crop circle merupakan sebuah pekerjaan yang sulit. Kemunculan formasi triple Julia yang pertama pada Juli 1995 didahului oleh Single Julia beberapa minggu sebelumnya.
Single Julia
Untuk mengukur desain “pemanasan” ini, sebuah tim yang terdiri dari 11 orang membutuhkan waktu selama 5 jam dan sebuah perusahaan penilai memperkirakan paling sedikit akan dibutuhkan waktu selama 5 hari untuk memetakan setiap bagian dari pola tiga lingkaran yang berjalin. Tetapi setelah pemetaan itu selesai, seniman-seniman crop circle masih harus menghadapi persoalan yang rumit: Jika membuat pola-pola tersebut di atas kertas saja sudah merupakan sebuah pekerjaan yang sulit, bagaimana caranya mencetak pola-pola tersebut di sebuah ladang?
Para pembuat crop circle tradisional
menggunakan “stompers” (Bilah papan yang dikaitkan dengan dua tali),
benang dan penggiling kebun plus bangku untuk membantu seniman tidak
merusak gandum. Walaupun penampilannya yang kuno, stompers terbukti alat
yang sangat efektif untuk meratakan gandum jika digunakan oleh tangan
yang berpengalaman. Namun, desain yang modern telah berevolusi melampaui
kebutuhan tradisional.
Pola-polanya sekarang dibentuk sehingga menghasilkan tekstur geometri
yang rumit. Contohnya batang gandum di dalam setiap lingkaran pola
Triple Julia ternyata membentuk spiral. Lapisan-lapisan dari batang
gandum yang merunduk ternyata juga dapat dijalin, menciptakan tekstur
berbayang yang dapat berubah jika terkena sinar matahari karena respon
phototopic batang gandum.
Dengan demikian, untuk mencetak
pictograph berukuran besar sebelum matahari terbit, seniman-seniman masa
kini harus bekerja dalam sebuah tim yang terkoordinasi dengan baik.
Salah satu tim yang ternama adalah Circlemakers, dan ketika mereka
mengijinkan para kru BBC merekam kegiatan mereka membuat crop circle
yang terdiri dari 100 lingkaran roulette di tahun 1998, tim tersebut
dapat membuat satu lingkaran setiap menit. Salah seorang anggotanya,
Will Russel meringkas motivasi mereka, yaitu untuk “Mendorong batasan dalam pikiran orang-orang mengenai kemampuan manusia.” Rekan Russel, Rod Dickinson menekankan kalau pada kecepatan ini, mereka bisa membuat pola Triple Julia dalam satu malam.
Walaupun adanya klaim seperti itu,
ukuran Triple Julia yang besar dan akurat tentu saja akan jauh lebih
menantang dibanding roulette milik circlemakers. Ada tanda-tanda lebih
lanjut kalau pembuatan dengan metode tradisional telah mencapai batasan
maksimalnya. Satu pictograph yang muncul tahun 2009 saja membutuhkan
waktu 3 malam untuk menyelesaikannya. Polanya terlihat di gambar di
bawah ini.
Jika para seniman ingin mempertahankan
kerahasiaan gerakan ini, jelas mereka akan membutuhkan metode konstruksi
yang lebih efisien.
Spekulasi Biofisika
Menariknya, beberapa eksperimen yang dilakukan oleh para ahli biofisika menemukan kemungkinan kalau para seniman crop circle mungkin memang telah mengubah metode mereka.
Spekulasi Biofisika
Menariknya, beberapa eksperimen yang dilakukan oleh para ahli biofisika menemukan kemungkinan kalau para seniman crop circle mungkin memang telah mengubah metode mereka.
Studi-studi independen yang diterbitkan
tahun 1999 dan 2011 menunjukkan bukti adanya ekspose radiasi terhadap
gandum. Pola-pola yang dipelajari adalah pola-pola yang muncul pada
pertengahan tahun 1990an dan termasuk di dalamnya Triple Julia.
Gambar di bawah ini menunjukkan hasil penelitian terhadap “Pulvini”,
sambungan elastis yang muncul di batang gandum.
Eltjo Haselhoff, seorang ahli fisika dan medis, menemukan kalau Pulvini pada batang gandum melengkung. Ini berbeda dengan kondisi batang gandum normal di luar crop circle.
Eltjo Haselhoff, seorang ahli fisika dan medis, menemukan kalau Pulvini pada batang gandum melengkung. Ini berbeda dengan kondisi batang gandum normal di luar crop circle.
Walaupun beberapa faktor memang dapat
menyebabkan Pulvini melengkung, seperti Gravitropism (Arah rundukan
batang gandum karena gravitasi) dan Lodging (Rundukan batang gandum
karena angin dan hujan), Haselhoff menolak keduanya sebagai penyebab
karena rundukan yang simetris dari tengah lingkaran ke tepinya.
Penemuan Haselhoff ini meneguhkan hasil
penelitian William levengood, seorang ahli biofisika dari perusahaan
konsultan pertanian, Pinelandia Biophysics Laboratory di Michigan.
Levengood juga menemukan hasil yang serupa pada 95% dari 250 formasi
crop circle di tujuh negara. Ia mengajukan teori kalau Pulvini yang
melengkung itu diakibatkan oleh panas dari radiasi elektromagnet.
Radiasi semacam itu dapat menyebabkan batang gandum jatuh dan mendingin
di posisi sejajar dengan tanah. Ia juga menemukan bukti lain yang
mendukung teori panas ini, yaitu perubahan pada struktur selular gandum
dan banyaknya lalat mati yang terjepit di benih gandum.
Levengood dan Haselhoff kemudian
menindaklanjuti pekerjaan mereka dengan memindahkan benih gandum dari
ladang dan menempatkannya di ruangan khusus yang memiliki tata cahaya,
kelembaban dan temperatur yang dijaga. Mereka menemukan kalau benih yang
diambil dari luar crop circle bertumbuh pada level normal, sedangkan
benih dari dalam crop circle bertumbuh empat kali lebih lambat.
Walaupun hasil penelitian keduanya dipublikasikan di Physiologia
Plantarum, sebuah jurnal peer review yang didedikasikan untuk sains
pertumbuhan tanaman, penemuan mereka gagal memulai perdebatan mengenai
crop circle.
Spekulasi keduanya juga tidak membantu
sama sekali. Levengood menafsirkan hasil penelitiannya sebagai bukti
teori plasma Vortex Meaden. Sedangkan Haselhoff mengajukan spekulasi
bahwa sumber radiasi tersebut adalah bola-bola cahaya misterius yang
sering terlihat melayang di atas crop circle. Melihat situasi tersebut,
para peneliti ragu untuk mengeksplorasi lebih lanjut penemuan
kontroversial itu dan penelitian Levengood dan Haselhoff tidak pernah
diteguhkan ataupun ditolak oleh studi-studi berikutnya.
Sebagai konsekuensi, penelitian mereka
akhirnya hanya terus memicu perdebatan lama mengenai hoaxer manusia,
efek atmosfer dan tentu saja seniman ekstra terestrial.
Juni lalu, saya memasuki perdebatan
tersebut dengan menulis di Nature bahwa seniman ekstra terestrial tidak
akan perlu membengkokkan hukum apapun, namun mereka akan membutuhkan
kemampuan matematika untuk merancang desain masa kini dan kesadaran
saintifik untuk mengeksploitasi kemajuan teknologi. Tulisan saya ini
akhirnya malah mendatangkan email-email bernada kebencian dari para
UFOlog dan lainnya yang menuduh saya menyebarkan informasi yang salah
sebagai bagian dari operasi konspirasi.
Lalu saya masuk ke website konspirasi
untuk melihat siapa yang menjadi partner konspirasi saya dan menemukan
kalau kambing hitamnya adalah pemerintah Inggris, Jerman dan US Secret
Service.
Walaupun alien dan konspirasi pemerintah
tidak dapat diabaikan dengan kepastian 100%, Occam’s Razor (yang
menyatakan kalau penjelasan yang melibatkan asumsi paling sedikit adalah
yang paling mungkin benar) mendukung skenario seniman manusia.
Mungkinkah beberapa seniman telah menerapkan teknik fisika tersebut
dengan gelombang micro?
Menariknya, sebuah kelompok peneliti
crop circle bernama BLT Research mengklaim mampu mereplika perubahan
yang terjadi pada Pulvini dengan cara mengeksposenya dengan gelombang
mikro yang dihasilkan dari magnetron yang diambil dari oven microwave.
Magnetron masa kini sangat kecil dan ringan dan hanya membutuhkan 12
volt batere.
Haselhoff dan Levengood menggunakan
prinsip Beer-Lambert yang menghubungkan antara penyerapan radiasi dengan
fitur materi untuk membuat model lengkungan Pulvini. Untuk sebuah crop
circle berukuran 9 meter, Model Haselhoff mengindikasikan kalau sumber
radiasi harus diletakkan 4 meter diatas titik tengah lingkaran. Setelah
dipanaskan dengan sumber ini, batang gandum akan dengan mudah diarahkan
sesuai dengan keinginan sehingga mempercepat waktu pembuatan crop
circle.
Walaupun hipotesis menarik ini sesuai dengan fakta yang ada, para ahli biofisika kelihatannya masih perlu untuk memperluas eksperimen awal ini jika ingin argumennya diterima.
Masih mencari solusi
Menentukan teknologi di balik pembuatan crop circle jelas memiliki implikasi yang melampaui sekedar rasa ingin tahu atau apresiasi seni.
Walaupun hipotesis menarik ini sesuai dengan fakta yang ada, para ahli biofisika kelihatannya masih perlu untuk memperluas eksperimen awal ini jika ingin argumennya diterima.
Masih mencari solusi
Menentukan teknologi di balik pembuatan crop circle jelas memiliki implikasi yang melampaui sekedar rasa ingin tahu atau apresiasi seni.
Jejak-jejak beberapa pola (formasi
hantu) masih dapat terlihat pada ladang-ladang di masa sekarang. Ini
sesuai dengan pengamatan Levengood kalau crop circle memiliki dampak
terhadap pertumbuhan gandum. Crop circle akan dipanen setiap tahun dan
gandum-gandum yang rusak ini akan memasuki rantai makanan manusia.
Menariknya, penelitian Levengood menunjukkan kalau pertumbuhan gandum
yang terhambat datang dari crop circle yang muncul lebih awal pada
tanaman yang belum berkembang. Namun, ia juga melaporkan jika benih
dibuang dari crop circle yang muncul di tanaman dewasa, maka tingkat
pertumbuhan malah naik 5 kali lipat. Hal ini membuat Levengood
mengembangkan sebuah teknologi Molecular Impulse Response yang dapat
mengakselerasi pertumbuhan gandum dengan memberikannya pancaran
molekular.
Seniman Crop circle tidak akan membuka
rahasianya dengan mudah. Para peneliti yang mempelajari pictograph
modern harus segera terbang ke udara untuk memotret pola terbaru sebelum hilang ditangan para pemanen.
Musim panas ini, seniman tidak dikenal akan berkeliling di pinggiran
desa dekat rumah anda sambil membawa perlengkapan mereka, aman karena
mengetahui bahwa mereka sedang melanjutkan warisan sebuah pergerakan
seni yang paling berorientasi sains di dalam sejarah. Dapatkah kalian
menyingkapkan rahasia kesuksesan mereka?