PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’ALAMIN
Islam
adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta,
termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Pernyataan
bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah
kesimpulan dari firman Allah swt:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿
١٠٧﴾
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.(QS.Al-Alnbiyah:
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk
Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis
riwayat al-Imam al-Hakim,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau
hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta
pertanggungjawaban kepadanya”.
Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan !. Dengan haiwan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia.
Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam,
maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka
Islam adalahrahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh
manusia. rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau
dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang.
________________________________________________
(HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369,
(Lihat Ibnul Mandzur)(Lihat Lisaanul Arab
.
Penafsiran Para Ahli Tafsir
1. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:
“Para ahli tafsir berpendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah
seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik
mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli
tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min
maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas
radhiallahu’anhudalam menafsirkan ayat ini:
من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan
baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan
tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua
di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”
dalam riwayat yang lain:
تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب الأمم قبل
“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang
beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan
beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah
yang menimpa umat terdahulu”
Pendapat ahli tafsir yang lain
mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka
membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat ini:
فهو لهؤلاء فتنة ولهؤلاء رحمة , وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمين . والعالمون هاهنا : من آمن به وصدقه وأطاعه
“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada
yang mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya
umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang
dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah,
membenarkannya dan menaatinya”
Pendapat yang benar dari dua
pendapat ini adalah pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu
Abbas. Yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat
bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. BeliauShallallahu ‘alaihi Wa
sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan
amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir,
berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu
yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan secara ringkas).
2. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
كان محمد صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد , ومن لم يؤمن به سلم مما لحق الأمم من الخسف والغرق
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh
manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat
kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari
bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi
atau ditenggelamkan dengan air”
Ibnu Zaid berkata:
أراد بالعالمين المؤمنين خاص
“Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang beriman” ”
3. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad,
melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah
hadits:
إنما أنا رحمة مهداة
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)”
Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan
‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena Allah Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi
seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi, Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan
yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang
besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan
akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya
berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang
sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah
bagi seluruh manusia.
Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat
dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka
pun tidak lagi ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau
dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan dengan air.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Islam Rahmatan Lil Alamin adalah agama yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Dengan diturunkannya QS. Al-Anfal :33,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada
di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang
mereka meminta ampun”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya
Allah tidak akan memberikan azab di dunia bagi umat nabi Muhammad,
melainkan ditunggu hingga datangnya hari kiamat. Dan hal tersebut
merupakan bentuk rahmat di dunia bagi umat nabi Muhammad. Berbeda halnya
dengan umat-umat Nabi terdahulu, bila ada yang kafir atau maksiat, maka
atas perintah Allah langsung diturunkan azab. Seperti hujan batu,
banjir, atau angin topan dana lain-lain.
Jadi telah jelaslah dari
pembahasan diatas bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin
dan tidak ada pembedaan antara muslim dan non muslim atas rahmat dunia.
Karena rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat ammah kulla syai’
meliputi segala hal, sehingga orang-orang non-muslim pun mendapatkan
ke-rahman-an di dunia. Islam merupakan agama yang pluralis, karena Islam
mengakui keberadaan semua bangsa, mengakui seluruh lapisan masyarakat,
dan Islam juga mengakui semua agama. Dengan adanya kesadaran untuk
menghargai pluralisme merupakan bukti bahwa Islam membawa rahmat bagi
seluruh alam.